![]() |
Bisakah
Anda jatuh cinta pada suatu tempat walau belum pernah ke sana? Jika
pertanyaan ini ditanyakan pada Sven Verbeek, jawabannya tentu saja ya!
Pria
kelahiran Belanda ini telah melakukan riset lebih dari 25 tahun tentang
Tanah Abang, wilayah permukiman pendatang pada jaman Hindia Belanda
yang kini berubah menjadi pusat perdagangan pakaian besar, riuh, dan
macet.Ketertarikannya pada Tanah Abang berawal dari cerita-cerita neneknya, Welly van Garderen, yang menghabiskan masa mudanya di sana.
"Bagi saya, itu seperti hidup di planet lain. Hangatnya udara, pepohonan, burung-burung, buah-buah tropis, orang Indonesia yang ramah, dan rumah yang lapang," kisah Sven dalam laman Facebook yang didedikasikan untuk Tanah Abang.
"Dia (nenek) bisa bicara berjam-jam tentang masa kecilnya. Berjalan tanpa alas kaki ke rumah sebelah yang ditinggali kakek dan neneknya. Mengendap-endap keluar jendela malam hari dengan kakak laki-lakinya ke Pasar Tanah Abang untuk membeli sirup susu dan kolang kaling."
Berfoto kembali
Pada 1995, Sven barulah berkunjung ke Tanah Abang. Dan, pada Mei 2015 lalu - tepat 88 tahun kakek dan neneknya menikah di Bukit Tanah Abang - Sven bersama Scott dan Sahabat Museum menyelenggarakan tur sejarah di sana."Saya berniat berfoto kembali di titik yang sama ketika kakek saya berdiri dan duduk. Meskipun ini adalah momen istimewa, sangat sulit bernostalgia tentang kehidupan pada 1927 karena perubahan yang sangat dramatis. Dan karena kemacetan dan kebisingan pasar, sulit untuk berefleksi dan berkontemplasi. Seperti Anda lihat di foto, tidak ada yang terlihat sama."
"Jujur saja, area ini tidak semakin menarik dan sangat sibuk, berantakan dan berisik hari ini. Dan banyak bangunan bersejarah telah dihancurkan. Seseorang bisa menjadi sedih dengan cepat karena banyaknya perubahan ini."
Sven mencatat bahwa pada 1995 lalu masih ada 25 hingga 30 bangunan Belanda sebelum Perang Dunia II yang masih berdiri di Jalan Abdul Muis dan Jalan Tanah Abang Timur. Kini yang tersisa kurang dari lima.
![]() |
"Bagi kakek saya, ini akan menjadi kejutan yang dramatis."
"Saya sendiri tidak bisa mengatakan bahwa saya suka dengan Tanah Abang sekarang. Tetapi saya masih merasa sangat tertarik untuk berjalan-jalan di sana karena saya tahu sejarahnya dan betapa indah pemandangannya di masa lalu, dan karena saya memiliki sejarah keluarga dan jejak-jejak leluhur di sana. "
Sven Verbeek
Twetter @svendownunder
Website www.sventastic.nl
marvelous.
BalasHapus