Dataran rendah kota Batavia lama Lowland old city Batavia 1911 |
Lapangan Banteng, dahulu bernama Waterlooplein dalam bahasa Belanda plein = lapangan, yaitu suatu lapangan yang terletak di Weltevreden, Batavia; tidak jauh dari Gereja Katedral Jakarta. Pada masa itu, Lapangan Banteng lebih dikenal dengan sebutan Lapangan Singa karena di tengahnya terpancang tugu peringatan kemenangan pertempuran di Waterloo, dengan patung singa di atasnya. Pertempuran Waterloo tersebut terjadi tanggal 18 Juni 1815 di dekat kota Waterloo, yaitu sekitar 15 km ke arah selatan dari ibukota Belgia, Brussels. Pertempuran itu merupakan pertempuran terakhir Napoleon melawan pasukan gabungan antara Inggris Belanda dan Jerman. Pertempuran ini juga dicatat dalam sejarah sebagai penutup dari seratus hari sejak larinya Napoleon dari pengasingannya di pulau Elba.
Lapangan Banteng, formerly known as the Waterlooplein in Dutch plein = field or Lapangan, which is a field that is located in Weltevreden, Batavia; not far from Jakarta Cathedral. At that time, the Banteng better known as the Lion Square for a memorial in the middle glued victory in the battle of Waterloo, with a lion on it. Battle of Waterloo took place June 18, 1815 near the town of Waterloo, which is about 15 km to the south of the capital of Belgium, Brussels. The battle is the final battle between the combined armies of Napoleon against England Netherlands and Germany. This battle is also recorded in history as the closing of one hundred days since the flight of Napoleon from exile on Elba Island.
Walaupun KNIL melayani pemerintahan Hindia Belanda, banyak anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia Belanda dan
orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Di antara mereka
yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Mangkunegara VII, Sultan Hamid II, Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution, Gatot Soebroto dan T.B. Simatupang yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam angkatan bersenjata Indonesia.
Dermaga dengan kapal dagang Kosmopoliet III 1865 Merchant ships dock with Cosmopolitan III 1865 |
Kuyper bertemu dengan kepala konstruksi untuk Sabrang 1865 |
Musium Zoologi 1875 |
Tempat tinggal General Komandan 1875 |
Sungai di tengah Batavia dengan perahu tertambat |
Kru dan petugas kapal uap Reijniersz Royal Packet Perusahaan NV Deli saat menuju Batavia pada tahun 1893The crew and officers steamer Reyniersz Royal Packet Company NV Deli moment to Batavia in 1893 |
Rumah Cina di Batavia pada tahun 1875 JakartaChinese home in Batavia in 1875 Jakarta |
Batavia Baru di Taman WilhelminaNew Batavia Wilhelmina Park |
Taman Wilhelmina (sekarang dibangun Masjid Istiqlal) adalah salah satu taman yang dibangun pemerintah Belanda pada abad ke-19. Taman yang satu ini dikenal sebagai taman terluas yang pernah ada di Batavia, bahkan Taman modern terbesar di Asia kala itu. Lokasi taman ini berada di depan Gereja Katedral Jakarta, saat ini lokasi tersebut sudah menjadi Masjid Istiqlal.
Taman Wilhelmina dibangun atas prakarsa Gubernur Jenderal Van De Bosch tahun 1834.
Selain berfungsi sebagai kebun sayur bagi para opsir Belanda diwilayah
tersebut, taman Wilhelmina juga merupakan salah satu tempat tamasya
favorite bagi para pembesar Kompeni, serta tuan tanah yang menetap di
sekitar Weltevreden.
Wilhelmina Wilhelmina Park or Park is one of the park built the Dutch government in the 19th century. Park this one is known as the largest park ever in Batavia, even the most modern park in Asia at the time. The location of this park is located in front of the Jakarta Cathedral, the current location has become the Istiqlal Mosque.
Wilhelmina Park was built on the initiative of the Governor-General Van De Bosch in 1834. In addition to functioning as a vegetable garden for the Dutch officers in the region, Wilhelmina park also is one of the favorite outing for officials, and landlords who settled around Weltevreden.
Wilhelmina Park was built on the initiative of the Governor-General Van De Bosch in 1834. In addition to functioning as a vegetable garden for the Dutch officers in the region, Wilhelmina park also is one of the favorite outing for officials, and landlords who settled around Weltevreden.
Taman Wilhelmina, Batavia1898-1910 |
Dataran rendah kota Batavia lama Lowland old city Batavia 1911 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar